HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA TANJUNG BARU WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TANJUNG BARU TAHUN 2019

Main Article Content

Eva Yustati

Abstract

Latar belakang : Kasus kejadian diare pada balita di Wilayah kerja UPTD puskesmas tanjung baru tahun 2017 terdapat 705 balita dengan diare sebanyak 35 (4,00%) tahun 2018 terjadi peningkatan yaitu terdapat 864 balita dengan diare 41 (4,74%). Tujuan Penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan sanitasi dasar dengan kejadian diare pada balita di desa tanjung baru wilayah kerja UPTD puskesmas tanjung baru tahun 2019. Metode penelitian: jenis penelitian menggunakan pendekatan cross sectional, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner dan
checklist. Sampel dalam penelitian ini yaitu berdasarkan hasil perhitungan besar sampel sebanyak 180 sampel. Hasil penelitian : Hasil penelitian diperoleh 37,8% responden yang menderita diare, Responden 48,3% ketersediaan sarana air bersih tidak memenuhi syarat kesehatan, 40,0% ketersediaan jamban tidak memenuhi syarat kesehatan, 42,2% ketersediaan SPAL tidak memenuhi syarat kesehatan. Kesimpulan :Dari hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi responden yang ketersediaan air bersih mememenuhi syarat yang balitanya mengalami kejadian diare lebih kecil sebanyak 5,4 % dibandingkan dengan responden yang ketersediaan air bersih tidak mememenuhi syarat kesehatan yang balitanya mengalami kejadian diare sebanyak 72,4 %. setelah dilakukan Uji statistik Chi-square didapat p value 0,000 maka hasil tersebut menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara ketersediaan air bersih dengan kejadian diare. kejadian diare sebanyak 13,0% lebih kecil dibandingkan dengan responden yang ketersediaan jamban tidak tersedia mengalami kejadian diare sebanyak 75,0%, setelah dilakukan Uji statistik Chi-square didapat p value 0,000 maka hasil tersebut menunjukan ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan jamban dengan kejadian diare.ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan air bersih dengan kejadian diarepada balita dengan p value 0,000, ada hubungan bermakna antara ketersediaan jamban dengan kejadian diare pada balita dengan p value 0,000, ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan SPAL dengan kejadian diare pada balita dengan p value 0,000.


 


Background: Cases of diarrhea in infants in the working area of the UPTD of the new tanjung puskesmas in 2017 there were 705 infants with diarrhea as many as 35 (4.00%) in 2018 there was an increase namely there were 864 children with 41 diarrhea (4.74%). The purpose of this study was to determine the relationship of basic sanitation with the incidence of diarrhea in infants in tanjung baru village, the working area of the new Tanjung Puskesmas UPTD 2019. Research methods: this type of research uses a cross sectional approach, data collection is done by observation and direct interviews using a questionnaire and checklist. The sample in this study is based on the results of the calculation of the sample size of 180 samples. The results of the study: The results obtained 37.8% of respondents suffering from diarrhea, Respondents 48.3% availability of clean water facilities did not meet health requirements, 40.0% availability of latrines did not meet health requirements, 42.2% availability of SPAL did not meet health requirements. Conclusion: The results of the study showed that the proportion of respondents whose availability of clean water fulfilled the requirements of toddlers experiencing diarrhea events was smaller by 5.4% compared to respondents whose availability of clean water did not meet health requirements whose toddlers experienced diarrhea as much as 72.4%. After Chi-square statistical tests obtained p value 0,000, these results indicate a significant relationship between the availability of clean water and the incidence of diarrhea. the incidence of diarrhea was 13.0% smaller than that of respondents whose availability of latrines was not available. The incidence of diarrhea was 75.0%, after a Chi-square statistical test obtained p value of 0,000, the results showed a significant relationship between availability of latrines and the incidence diarrhea. There
is a significant relationship between the availability of clean water and the incidence of diarrhea in infants with a p value of 0,000, there is a significant relationship between the availability of latrines with the incidence of diarrhea in infants with a p value of 0,000, there is a significant relationship between the availability of SPAL with the incidence of diarrhea in infants with a p value 0,000.

Article Details

How to Cite
1.
Yustati E. HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA TANJUNG BARU WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TANJUNG BARU TAHUN 2019. maskermedika [Internet]. 14Aug.2020 [cited 30Apr.2024];8(1):127-34. Available from: http://jmm.ikestmp.ac.id/index.php/maskermedika/article/view/385
Section
Articles

References

1. Arikunto, S. 2010. Prosedurpenelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (EdisiRevisi). Jakarta : Rineka Cipta
2. Chandra, Dr.Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
3. Candra dkk, 2013. Hubungan Antara Keadaan Sanitasi Sarana Air Bersih Dengan Kejadian Diare Pada Balita Didesa Den Bantas Tabanan Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 4 no 1, Mei 2014 : 112-117
4. Darsana, 2012.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepemilikan Jamban Keluarga Di dEsa Jeham Kecamatan Tembuku Kabupaten Bengli jurnal diakses 22/04/2016
5. Dinkes Sum-Sel. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. Palembang
6. Dinas Kesehatan OKU, 2018. Laporan tahunan jamban sehat. Martapura
7. DinkesJabar, 2011. Saatnya memilih Yang Lebih Baik bukan Hanya Sekedar Membangun Jamban. hhttp : // www. diskes.jabarprov. go.id/ application/modules/ pages/files/STBM2.pdf.
8. Kamila L, Suhartono, Nur Endah, 2012. Hubungan Praktek Personal Hygiene Ibu dan Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Diare Pada Balita di Puskesmas Kampung Dalam Kecamatan Pontianak Timur. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 11 No 2 / Oktober 2012.
9. Kesmas,2014. Pengertian dan Standar Jamban Sehat. www.indonesianpublichealth.com/syarat-jambankeluarga/ (04/05/2016)
10. Kemenkes RI, 2018. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta, Kemenkes
11. Notoatmodjo, S.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Rineka Cipta, Jakarta
12. Ningrum, dkk, 2015. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Jamban di Kawasan Perkebunan Kopi eJurnal Pustaka Kesehatan, vol. 3 (no.1) Januari 2015 (25/04/2016)
13. Sabri, 2008, Statistik Kesehatan, Rajawali Pers. Jakarta
14. Soleh, Muhammad, 2002. Beberapa Factor yang berhubungan dengan pemanfaatan jamban keluarga proyek APBD Kabupaten Jepara Tahun 2001.
15. Soeparman, 2002. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
16. Suharman, dkk, 2010.Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pengadaan Jamban Keluarga Melalui Community Lead Total Sanitation. Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 26, No. 3, September 2010 (26/04/2016)
17. Stikes Al-Ma’arif, 2019. Buku panduan penyusunan Skripsi. Baturaja
18. WHO, 2010.People Defecate In The Area Open. Treatment,Prevention and Control.WHO : Geneva.
19. Widiyani, 2013. 42 Juta Masyarakat Indonesia BAB Sembarangan. [internet]. 2013. [2013 December 26] Available from: http://health. kompas.
com/read/2013/10/18/1829459/42.Juta.Masyarakat.Indonesia.BAB.Sembarangan